Selasa, 14 Agustus 2012

Metode Demontrasi dalam Pertimbangan Pemilihan Penyuluhan Pertanian

Metode Demontrasi Dalam Pertimbangan Pemilihan Penyuluhan Pertanian, 

     Demontrasi adalah salah satu metode Penyuluhan yang paling populer dikalangan petani,terutama karena petani lebih menginginkan bukti dari pada janji, Belakangan ini demontrasi ternyata juga paling digemari oleh para pejabat birokrasi,terutama untuk menghindari tuntutan masyarakat atas janji-janji tanpa bukti,sekaligus untuk menunjukan bukti kebenaran ucapan pejabat kepada kalangan bawah bahwa mereka tidak pernah melakukan kebohongan publik, Demontrasi dapat dilakukan dalam ruangan secara simulasi untuk menunjukan produk baru atau cara kerja teknologi baru yang lebih menguntungkan petani, disamping kebanyakan dilakukan di lapangan pada areal terbuka tertentu agar dapat di ikuti oleh lebih banyak khalayak.Dari metode ini di harapkan materi penyuluhan dapat diadopsi petani dengan cepat, 
  
Berdasarkan jenis materi yang didemkan,di kenal tiga macam Demonstrasi yaitu : 
 a)Demonstrasi Cara 
        Tujuan Demonstrasi Cara adalah menunjukan kepada petani sasaran cara atau metode yang benar dalam dalam mengaplikasikan suatu produk sarana produksi (saprodi) misalnya benih,pupuk dan obat serta peralatan dan mesin (alsintan), Disamping pendemontrasian cara,petani di beri kesempatan untuk mencoba mempraktekkan sendiri cara tersebut sampai bisa, dan membuktikan sendiri hasil penerapan cara atau metode atau teknologi tersebut,Pada Demca penekanan di berikan pada cara aplikasi,misalnya cara penggunaan aplikator pada pemakaian pupuk urea tablet,cara pemakaian Atabela (alat tebar benih langsung),cara tebar pupuk organik Urea dan sejenisnya,
  b) Demonstrasi Hasil, 
        Sama seperti Demca,demonstrasi hasil bertujuan mengekspose hasil-hasil yang di dapat dari penerapan suatu cara,metode,teknologi budidaya maupun produk sarana produksi. Petani di minta untuk mengukur sendiri pertumbuhan tanaman,perbanyakan tanaman,produksi dan produktifitas termasuk kwalitas hasil,
 c) Demonstrasi Trial, 
       Sebagaimana halnya Demca,namun cara atau materi yang di demonstrasikan merupakan uji coba di tingkat petani antara lain untuk mengetahui secara faktual varietas unggul,jenis pupuk,metode pemupukan,pengendalian hama penyakit tanaman Pada awal dan akhir trial seyogyanya dilaksanakan Hari Petani untuk memusya- warahkan cara uji coba dan menarik kesimpulan hasil percobaan(bukan penelitian),

  Pada sisi lain Demonstrasi berdasarkan luasan areal dapat digolongkan menjadi empat(4) jenis yaitu : 
 1) Demonstrasi Plot (Demplot), 
         Demplot adalah demonstrasi yang di lakukan secara perorangan/individu petani pada areal hamparan 0,1 - 1 Ha milik petani atas komoditas tanaman tertentu.
 2) Demonstrasi Farm (Demfarm) 
         Demfarm adalah demonstrasi yang dilakuakn oleh beberapa orang petani dalam suatu kelompok tani pada luasan hamparan 1 - 5 Ha atas komoditas tanaman tertentu pada waktu yang bersamaan.
 3) Demonstrasi Area (Demarea) 
         Demarea adalah demonstrasi yang dilaksanakan atas kerja sama antar kelompok tani pada suatu hamparan wilayah 5 - 25 Ha atas komoditas yang sama pada waktu yang bersamaan.
  4) Demonstrasi Unit (Dem Unit) 
         Demonstrasi yang dilaksanakan oleh beberapa kelompok tani atau Gabungan kelompok tani (Gapoktan) pada suatu hamparan yang luasnya 500 - 1000 Ha.
  
 Keunggulan Demonstrasi :  
* Mempercepat proses adopsi di kalangan masyarakat petani 
* Memperoleh keterangan dan data yang nyata (riil) 
* Memperkenalkan perubahan cara kerja dengan biaya murah/rendah 
* Dapat untuk tujuan-tujuan publicitas  
* Memberikan pengalaman pada petugas/Penyulu Lapangan mengenei kebenaran cara-cara yang dianjurkan sehingga memperbesar keyakinan akan tugasnya.
  
Kelemahan Demonstrasi :  
 * Memrlukan persiapan,pelaksanaan dan pengawasan yang teliti dan relatif memerlukan biaya-biaya besar. 
 * Memerlukan ketelitian dalam memilih demonstrator di samping bibingan yang terus menerus.
 * Kadang-kadang gagal karena faktor alam.


 Rabu,15 Agts 2012...

Jumat, 03 Agustus 2012

Budidaya Melon dengan Cara Tanam Benih langsung

Budidaya Melon dengan Cara Tanam Benih langsung
Oleh : Cak Imam THLTB   BPKP Tambakboyo

Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun

              SYARAT TUMBUH
1.    Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-30C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.
2. Media Tanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.
2.    PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
       Pada dasarnya budidaya Melon yang kami sajikan ini tanpa harus menggunakan pesemaian atau pembibitan terlebih dahulu,benih dari varietas yang kita inginkan,
tentunya benih unggul yang bersetifikat,benih yang belum diberi perlakuan benih maka kita berikan perlakuan benih dengan  memberikan fungisida dan insektisida perlakuan benih. benih direndam dengan air hangat dengan suhu 20 – 25 derajat C salama 4 – 6 jam lalu benih kita peram dengan  menggunakan tissue atau kertas Koran yang dibasahi selama 12 – 24 jam hingga tampak titik tumbuh warna putih.
 2. Pengolahan Media Tanam
       Pembukaan Lahan
 Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan sehari kemudian diratakan.
3.    Pembentukan Bedengan
       Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 
       30-50 cm; lebar bedengan 100- 110 cm,
       dan lebar parit 55-65 cm.
 Pengapuran
       Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5
       diperlukan 150-200 kg dolomit ,
       untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH
       >6 dibutuhkan dolomit  sebanyak 50 kg.
4.    Pupuk dasar
Pupuk kandang
( Ton/ha )    Pupuk Organik ( gram/pohon)
    NPK    SP 36    KCL
4 – 5    12    20    8
           

Pemberian Fungisida 
            Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya
            tebarkan Fungisida  yang sudah disiapkan sebelum pindah tanam.                                                                
  
Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.pemasanagn mulsa plastic sebaiknya dilakukan pada siang hari dalam keadaan cuaca panas.

Teknik Penanaman
 Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

Cara Penanaman
Benih ditanam dalam keadaan tegak lurus dengan calon titik tumbuh dibawah dan terbenam rata pada media lubang tanam
Pemeliharaan Tanaman
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan 5 - 10 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari, bibit yang digunakan untuk sulaman disemei pada kantong plastic bersamaan dengan waktu tanam
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.
Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
Pemupukan
Waktu     Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )
    NPK     SP-36     KCl

Umur 10 hari     5     12     10

Umur 20 hari     10     12     10

Umur 30 hari     12     8     12

Umur 40 hari     12     8     20
PPC :

Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu    
PPC  disemprotkan ke tanaman :
•    Alternatif 1 : 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali)
•    Alternatif 2 : 4 kali (interval 2 minggu sekali )

Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

 Hama dan Penyakit
 Hama
a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot dengan Insektisida

b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Insektisida
Penyakit
a. Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan bacterisida sebelum tanam.

b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Fungisida sebelum tanam sebagai pencegahan.
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata
Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

Panen
Ciri dan Umur Panen
a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3. Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.

Kamis, 02 Agustus 2012

Budidaya Melon dengan Cara Tanam Benih langsung

Budidaya Melon dengan Cara Tanam Benih langsung
Oleh : Cak Imam THLTB   BPKP Tambakboyo

Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun

              SYARAT TUMBUH
1.    Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-30C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.
2. Media Tanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.
2.    PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
       Pada dasarnya budidaya Melon yang kami sajikan ini tanpa harus menggunakan pesemaian atau pembibitan terlebih dahulu,benih dari varietas yang kita inginkan,
tentunya benih unggul yang bersetifikat,benih yang belum diberi perlakuan benih maka kita berikan perlakuan benih dengan  memberikan fungisida dan insektisida perlakuan benih. benih direndam dengan air hangat dengan suhu 20 – 25 derajat C salama 4 – 6 jam lalu benih kita peram dengan  menggunakan tissue atau kertas Koran yang dibasahi selama 12 – 24 jam hingga tampak titik tumbuh warna putih.
 2. Pengolahan Media Tanam
       Pembukaan Lahan
 Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan sehari kemudian diratakan.
3.    Pembentukan Bedengan
       Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 
       30-50 cm; lebar bedengan 100- 110 cm,
       dan lebar parit 55-65 cm.
 Pengapuran
       Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5
       diperlukan 150-200 kg dolomit ,
       untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH
       >6 dibutuhkan dolomit  sebanyak 50 kg.
4.    Pupuk dasar
Pupuk kandang
( Ton/ha )    Pupuk Organik ( gram/pohon)
    NPK    SP 36    KCL
4 – 5    12    20    8
           

Pemberian Fungisida 
            Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya
            tebarkan Fungisida  yang sudah disiapkan sebelum pindah tanam.                                                                
  
Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.pemasanagn mulsa plastic sebaiknya dilakukan pada siang hari dalam keadaan cuaca panas.

Teknik Penanaman
 Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

Cara Penanaman
Benih ditanam dalam keadaan tegak lurus dengan calon titik tumbuh dibawah dan terbenam rata pada media lubang tanam
Pemeliharaan Tanaman
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan 5 - 10 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari, bibit yang digunakan untuk sulaman disemei pada kantong plastic bersamaan dengan waktu tanam
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.
Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
Pemupukan
Waktu     Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )
    NPK     SP-36     KCl

Umur 10 hari     5     12     10

Umur 20 hari     10     12     10

Umur 30 hari     12     8     12

Umur 40 hari     12     8     20
PPC :

Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu    
PPC  disemprotkan ke tanaman :
•    Alternatif 1 : 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali)
•    Alternatif 2 : 4 kali (interval 2 minggu sekali )

Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

 Hama dan Penyakit
 Hama
a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot dengan Insektisida

b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Insektisida
Penyakit
a. Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan bacterisida sebelum tanam.

b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Fungisida sebelum tanam sebagai pencegahan.
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata
Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

Panen
Ciri dan Umur Panen
a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3. Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.